Eraglobalisasi merupakan suatu era baru yang akan
membawa berbagai perubahan dibidang kehidupan. Salah satunya yaitu perubahan
dibidang kesehatan. Terbuktinya pasar bebas akan berakibat pada tingginya
kompetisi dibidang kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini
menuntut adanya peningkatan kualitas serta profesionalisme sumber daya manusia
kesehatan termasuk juga didalamnya sumber daya manusia keperawatan (Anaswarni,
Keliat, Sabri, 2002). Pada masa sekarang dan yang akan datang, perawat dituntut untuk berperan
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan diRumah sakit (Jane, 2001 dikutip
dari Purnomo, 2004).
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga kelompok dan ataupun masyarakat
(Lovely dan loobam 1973, dalam waluyo, 2008). Pelayanan keperawatan adalah
salah satu ruang lingkup pelayanan yang merupakan inti dari kegiatan pelayanan
dirumah sakit. Rumah sakit harus menjaga
mutu keperawatan agar mampu bersaing (DepKes, 1995).
Pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang
strategis dalam menentukan mutu pelayanan kesehatan dirumah sakit karena jumlah
perawat adalah yang terbanyak dan yang paling banyak kontak dengan pasien.
Perawat memberikan pelayanan selama 24 jam terus menerus pada pasien sehingga
menjadikan satu-satunya profesi kesehatan dirumah sakit yang banyak memberikan
persepsi terhadap pelayanan kesehatan pada diri pasien (Purnomo, 2004).
Kepuasan pasien adalah indikator pertama dari
standar suatu rumah sakit dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan. Kepuasan
pasien yang rendah akan berdampak terhadap jumlah kunjungan dirumah sakit,
sedangkan sikap karyawan terhadap pasien juga akan berdampak terhadap kepuasan
pasien dimana kebutuhan pasien dari waktu ke waktu akan meningkat, begitu pula
tuntutannya akan mutu pelayanan yang diberikan (Heriandi, 2006).
Salah satu pelayanan yang ada dirumah sakit
adalah pelayanan prima, dimana pelayanan prima adalah pelayanan yang
professional, cepat, bersih, ramah, dan pelayanan yang menberikan kepuasan dan
kesembuhan bagi pasien (Keliat, Budi, Anna (2008). Untuk menuju pelayanan prima
dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, meliputi ruangan, alat kesehatan
utama, alat diagnostic dan alat penunjang diagnostic serta alat kesehatan untuk
suatu tindakan medik. Disamping itu juga tidak kalah pentingnya sumber daya
manusia yang memenuhi syarat, baik kualitas maupun kuantitas. Petugas yang
mempunyai pengetahuan yang tinggi, keterampilan yang andal dan tingkah laku
yang baik (Cokroaminoto, 2006).
Semakin tingginya tuntutan masyarakat akan
fasilitas kesehatan yang berkualitas dan terangkau, maka berbagai upaya telah
ditempuh dan memenuhi harapan tersebut. Pelayanan prima pada dasarnya dituukan
untuk memberikan kepuasan kepada pasien. Pelayanan yang diberikan oleh rumah
sakit harus berkualitas dan memenuhi lima dimensi mutu utama yaitu : tangibles,
reliability, resvonsiveness, assurance, dan emphaty (Fahriadi, 2007).
Dari hasil penelitian Mardiah (2007) yang
dilakukan dirumah sakit umum sigil untuk meneliti pelayanan yang berkualitas
diperoleh hasil sebanyak 72,3% mempunyai peersepsi yang baik tentang
reliability, sebanyak 79,8% mempunyai persepsi yang baik tentang responsiveness
dan 62,8% memiliki persepsi yang baik terhadap tangibles.dalam hal ini kepuasan
sebanyak 53,2% menyatakan cukup puas, sistribusi mutu pelayanan yang paling
banyak adalah baik dengan nilai 21,3% sedangkan kepuasan pasien rawat inap yang
paling banyak menyatakan cukup puas adalah 22,3% selebihnya menyatakan tidak
puas. Hasil ini searah dengan kepuasan pasien.
Pada saat ini rumah sakit X enerapkan pelayanan
keperawatann prima disetiap ruang rawat inap. Adapun rumah sakit ini memiliki
fasilitas ruang rawat inap sebanyak 3 ruangan yaitu instalasi rawat inap terpadu
A terdiri dari 7 ruangan, instalasi rawat inap terpadu B terdiri dari 6
ruangan, dan CVCU terdiri dari 2 ruangan, dengan kapasitas tempat tidur
berumlah 600 buah. Data dari bagian rekam medis RS X (2009) menyebutkan pada
periode Januari hingga desember 2008 jumlah pasien yang dirawat inap berjumlah
17720 orang. Dengan rata-rata hari rawat inap adalah 3-9 hari. Dengan demikian
rata-rata jumlah pasien yang dirawat inap setiap bulannya adalah 1477 orang.
Pelayanan keperawatan prima di RS X diterapkan dengan tujuan untuk meningkatkan system pelayanannya agar tercapai kepuasan pasien. Bagian keperawatan RS X (2008) telah melakukan evaluasi mutu pelayanan keperawatan prima dengan hasil penampilan fisik baik (75,2%), penyampaian prima cukup (83,6%), penyampaian prima cukup (83,6%), kemampuan prima cukup (80%), dan disiplin cukup (84,5%).
Berdasarkan tinjauan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana tingkat kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan prima diruang rawat inap RS
Pelayanan keperawatan prima di RS X diterapkan dengan tujuan untuk meningkatkan system pelayanannya agar tercapai kepuasan pasien. Bagian keperawatan RS X (2008) telah melakukan evaluasi mutu pelayanan keperawatan prima dengan hasil penampilan fisik baik (75,2%), penyampaian prima cukup (83,6%), penyampaian prima cukup (83,6%), kemampuan prima cukup (80%), dan disiplin cukup (84,5%).
Berdasarkan tinjauan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana tingkat kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan prima diruang rawat inap RS